About

Minggu, 12 Mei 2013

MENGHAJIKAN ORANGTUA KITA, Rumah Yatim

“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tua.” (Al-Ankabut [29]: 

Siang itu saat i’tikaf di sebuah masjid di daerah Jendral Sudirman, Jakarta, datang seorang pria bernama Mucthar (bukan nama sebenarnya). Pria ini adalah orang berada, dari paras dan pakaian yang dikenakannya saya dapat menyimpulkan itu.

Setelah shalat Zhuhur, kami berbincang-bincang. Kami mencoba merenungi karunia apa yang pernah Allah Swt. limpahkan selama hidup.

Satu per satu orang mengutarakan karunia Allah yang ia rasakan. Subhanallah, terkadang dalam duduk sesaat merenungi karunia Allah bersama kumpulan orang-orang yang shalih bisa membuat hidup lebih berarti dan sarat makna.

Satu demi satu masing-masing kami merasakan betapa Allah Swt. sangat sayang kepada setiap hamba-Nya. Namun, sedikit sekali dari manusia yang pandai bersyukur kepada Allah Swt.

Kini giliran Muchtar untuk bicara. Ia menyatakan bahwa sampai saat ini dia bekerja sebagai konsultan dalam bidang pertambangan.

“Tidak semua orang yang bekerja di bidang ini selalu berlebih harta,” menurutnya. “Namun perkara lapang atau sèmpit, sebetulnya ada dalam hati masing-masing orang,” lanjutnya. “Saya ingat tahun 90-an, saya punya uang sekitar Rp. 40 juta. Istri saya berencana menggunakan uang itu untuk membeli sebuah rumah di Serpong, dan memang saat itu kami belum memiliki rumah. Kemudian saya usul kepada istri, bahwa kedua orang tua kami belum pernah berhaji. Mumpung mereka masih ada umur dan kita ada kelapangan uang 40 juta, kiranya berkenankah dia mengikhlaskan uang ini untuk memberangkatkan mereka berempat ke tanah suci?” Muchtar menjelaskan awal masalah kepada kami semua.

Selanjutnya, Muchtar mengutarakan bahwa malam itu setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya sang istri menuruti usulnya. Proses itu tidak mudah, berkali-kali istrinya berpikiran goyah, sehingga hampir membatalkan niat untuk memberangkatkan haji kedua orang tua mereka.

“Namun saya bilang kepada istri, bahwa ini adalah bentuk bakti kita kepada orang tua. Pastilah Allah akan membayar kebaikan ini! Apalagi sesampainya di sana, orang tua kita akan mendoakan di tempat-tempat mustajab. Saya jamin, Allah pasti akan membalas kebaikan ini!” Jelas Muchtar kepada istrinya.

Ketegaran hati pun mengkristal dan niat suci itu pun terlaksanakan. Saat itu ongkos naik haji (ONH) kira-kira Rp. 7 juta. Ditambah biaya bimbingan dan biaya hidup selama di tanah suci, maka kira-kira uang Rp. 40 juta itu cukup.

Muchtar dan istrinya kemudian mendaftar dan membayar biaya haji bagi kedua orang tua mereka.

Tidak ada yang sia-sia saat kita melakukan kebaikan. Energi kebaikan itu akan kembali kepada pemiliknya. Bahkan, ia bisa kembali menjadi besar hingga menggunung dan mengejutkan pemilik kebaikan itu. Apalagi bila kebaikan itu ditunaikan kepada orang tua yang begitu berjasa atas kehidupan kita? Bukankah Allah akan ridha bila orang tua meridhai kita?

Hanya tiga bulan berselang dari pendaftaran haji dan penyerahan biaya haji itu, orang tua pun belum berangkat haji ke tanah suci, namun Muchtar sudah mendapatkan balasan dari Allah SWT.

“Saya gak sangka Pak, saat itu saya menerima bonus akhir tahun dari perusahaan senilai Rp. 360 juta! Saya kaget dan teramat bersyukur kepada Allah Swt. Yang Maha Pemurah. Sesampainya di rumah, saya ceritakan hal tersebut kepada istri, dan istri saya pun terperanjat. Akhirnya, kami merasakan betapa Allah Swt. menepati janjinya,” jelas Muchtar.

Uang itu ia belikan mobil dan sebuah rumah. Ya, sebuah rumah yang dibeli setelah ditangguhkan keinginan memilikinya demi berbakti kepada orang tua. Allah memberi rumah yang lebih besar dari keinginan semula.

Ya, saat masih ada kesempatan untuk melakukan kebajikan sekecil apapun itu, lakukanlah segera, karena Allah pasti akan membalas kadang tanpa harus kita pinta, dan balasan Allah SWT itu selalu TEPAT WAKTU yaitu ketika kita sedang SANGAT BUTUH, namun kadang balasan itu tidak selalu dalam bentuk materi tapi dalam bentuk nikmat lain yang amat kita butuhkan. Disamping balasan di Dunia, Kebajikan itu juga masih tetap UTUH sebagai INVESTASI di Akhirat kita.

Jangan pernah ragu terhadap kebaikan Allah SWT, Dia Maha Bisa segala-galanya.

Akankah kita biarkan orang tua kita menuju jalan ke neraka, sementara kita asyik menapaki Jalan Sorga sendirian ? Apa enaknya kita berada di Sorga kalau setiap kali kita nengok ke Neraka disana ada terlihat Orangtua kita menjerit tersiksa ?

BY : MOTIVATOR IDEOLOGIS
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
------------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

"Tolong jangan memberikan komentar yang menusuk di hati lalu tembus di jantung admin" :-)