About

Rumah Yatim Indonesia

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH

Rumah Yatim Indonesia

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH

Rumah Yatim Indonesia

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH

Rumah Yatim Indonesia

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH

Rumah Yatim Indonesia

MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH

Senin, 20 Mei 2013

JANGAN LENGAH,Rumah Yatim

Ada seorang laki-laki dikenal karena kesalehan dan kebaikannya. Dia rajin melakukan ibadah, baik yang wajib maupun yang sunah. Dia juga penyayang kepada sesama dan suka memberi sedekah. Ketika dia mendapat kesulitan, dia dengan sabar menghadapinya. Dia juga orang yang suka mencari ilmu dan mempunyai sifat rendah hati. Semua orang mengenalnya karena kebaikan yang ada pada dirinya.

Namun, dia mempunyai kekurangan, yaitu kurang DISIPLIN WAKTU, dia hanya melakukan kebajikan dan amal saleh, apabila ia ingat melakukannya, namun Jika sedang sibuk memenuhi kebutuhan dirinya, ia lupa pada semua kebaikan-kebaikan yang suka dilakukanya. Ia juga sangat suka tidur. Tak jarang, kesukaannya tersebut membuatnya melewatkan ilmu yang saat itu datang padanya. Dengan tidurnya pula, banyak waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk beribadah dan beramal saleh menjadi terlewat begitu saja.

Mungkin kekurangannya itu hanya cacat kecil dibanding lautan kebaikan-kebaikan yang dia lakukan. Namun, rupanya Allah hendak memberikan pelajaran kepada dirinya. Pada saat dia sedang tertidur, dia bermimpi. Dalam mimpinya, dia mendapatkan dirinya sudah meninggal. Mengingat bahwa selama hidupnya ia melakukan banyak kebaikan, maka ia merasa tidak khawatir. Sudah terbayang di pelupuk matanya ia pasti akan masuk surga tingkatan yang tinggi. Namun, ketika ia sampai di depan pintu gerbang surga, langkahnya di tahan oleh malaikat penjaga surga,

Sang malaikat itu berkata, “Pintu surga ini hanya terbuka dalam waktu-waktu tertentu dan hanya sebentar saja. Jadi, kamu harus betul-betul memperhatikannya.”

Laki-laki itu lalu menunggu di depan pintu gerbang surga. Dia tetap merasa yakin bahwa ia akan masuk surga. Jadi, ia tidak terlalu perhatian terhadap ucapan malaikat penjaga surga. Ia hanya mondar-mandir saja di depan pintu gerbang surga itu. Ditunggu-tunggu dalam waktu yang cukup lama, pintu gerbang surga tidak terbuka juga. Dia mulai merasa bosan dan ia hanya duduk santai.

Pada saat lengah, kemudian tertidur, justru pad saat itulah pintu gerbang surga terbuka. Sungguh kasihan sekali. Begitu ia bangun, pintu surga sudah tertutup kembali dan entah kapan akan terbuka lagi.

Dengan perasaan menyesal dia berkata,”Seandainya aku tidak pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan, tentu aku sudah ada di dalam surga sana.”

Dan memang, Allah memberikan kesempatan kepada dirinya. Si lelaki itu memang belum meninggal karena ia hanya bermimpi. Ketika terbangun, ia berjanji untuk lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan ibadah dan amal saleh.

Beribadah dan berbuat kebajikan dilakukan bukan hanya karena kita menyukainya atau ketika kita sedang ingat. Tapi harus dilakukan baik dengan sukarela maupun terpaksa, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

BY : MOTIVATOR IDEOLOGIS
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
------------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801 atau 087885554556

Rabu, 15 Mei 2013

JADI AYAH YANG TAAT IBADAH & SAYANG KELUARGA, Rumah Yatim


Kita teringat dengan Aisyah, isteri nabi yang paling di cintai sesudah khadijah. Ibnu ummar pernah datang kepadanya dan berkata, “Izinkan kami disini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempersona dari semua yang pernah engkau saksikan pada diri nabi.”

Aisyah menarik nafas panjang. Kemudian dengan terisak menahan tangis, ia berangkat dengan suara lirih,” kana kullu amrihi ‘ajaba. Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku.“

Masih dengan suara lirih, Aisyah bercerita, “Suatu malam ketika dia tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, berkata, “ya Aisyah izinkan aku beribadah kepada tuhanku. ‘aku berkata, ‘Sesungguhnya aku senang merapat dengan mu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu. ‘ Beliau bangkit mengambil ghraba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar dia terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi. Janggut. Kemudian di bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air mata. Lalu ia berbaring dan menangis sehingga datanglah bilal untuk memberitahukan datangnya waktu shubuh.”

Aisyah melanjutkan, “Bilal berkata, ‘Ya Rasul Allah, kenapa engkau menangis padahal allah telah ampuni dosa-dosamu baik yang terdahulu maupun yang akan datang. ‘kata Rasulullah, ‘Aku menangis karena malam tadi Allah telah turunkan ayat, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berkal. ‘Kemudaian Nabi bersabda, ‘Celakalah orang yang membaca ayat ini namun tidak merenungkannya.”

Ada yang menjadi tanda tanya bagi kita sesudah membaca kisah ini. Jika Aisyah berkata, “Kana Kullu amrihi ‘ajaba. Ah, semua perilakunya mernakjubkan bagiku.”;

Apakah yang akan di ucapkan oleh wanita kita jika suaminya ditakdirkan meninggal lebih dulu. Kita juga tidak tahu apa yang akan di ucapkan oleh anak-anak kita tentang orangtuanya. Semuanya terpulang kepada kita. Apakah kita mau mencoba untuk menjadi bapak dan suami yang lebih menyejukkan hati meski harus gagal berkali-kali ataukah kita merasa telah cukup mulia dengan perhatian kita yang tak seberapa.

Jika kita masih merasa bahwa semuanya merupakan tanggung jawab istri tanpa ada bagian kita sebagai suami sediki pun, maka sekali waktu tengoklah istri kita yang terbaring penat karena tak ada waktu baginya untuk istirahat. Sesudahnya, ingatlah ketika Nabi kita berkata di saat-saat terakhir hidupnya, “ Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat baik kepada mereka. “Setelah itu, tengoklah pula anak kita yang telah tertidur. Cobalah untuk mengusap-usap kepalanya, Keningnya dan tak lupa wajahnya. Sentuhlah dengan perasaan yang tulus. Dan lihatlah, Alangkah sedikit yang telah kita lakukan. Padahal kitalah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Kitalah yang akan ditanya di hari kiamat nanti.

Atau jangan-jangan kita telah lupa dengan itu semua?

By : Motivator Ideologis
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
-----------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801 atau 087885554556

Minggu, 12 Mei 2013

Rolex PALSU, Rumah Yatim

“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (Yusuf [12]:86)

Umar, seorang pegawai BUMN yang berlokasi di Kalimantan Timur tengah berada di Jakarta untuk keperluan dinas. Setelah menginap beberapa hari di sebuah hotel di Jakarta, rencananya siang itu ia hendak check-out dan menyelesaikan pembayaran bill hotel.

Bill hotel sudah di tangan Umar. Tertera di sana sejumlah angka yang harus dibayar. Seperti kalkulasinya, bill hotel tidak melebihi budget kantor yang ia pegang. Ia pun hendak mengeluarkan uang dari sakunya. Namun ia mundur beberapa langkah dari desk receptionist. Ia ambil posisi di sebuah kursi dalam lobby hotel yang lega. Ia mengeluarkan uang sebesar nilai yang tertera dalam bill tersebut. Satu juta empat ratus ribu rupiah ia keluarkan dari sakunya untuk membayar bill hotel. Belum lagi ia bangkit dari kursinya untuk membayarkan uang tersebut kepada petugas hotel, maka tiba-tiba ia dihampiri oleh seseorang yang tidak ia kenal.

Pria itu berparas menarik. Pakaiannya rapi dengan semua aksesoris yang meyakinkan. Dengan sedikit pembicaraan awal. pria itu dapat menawan Umar hingga ia tidak jadi berdiri dan membayarkan uang ke petugas hotel. Hanya beberapa menit obrolan di antara mereka berdua, pria itu menunjukkan sebuah jam ROLEX Oyster Perpetual berwarna emas kepada Umar. Pria itu meyakinkan Umar bahwa ia hendak menjual jam tersebut dengan harga murah. Awalnya Umar sadar bahwa ini adalah sebuah modus penipuan yang marak berlaku di Jakarta. Ia menampiknya. Namun aneh, entah pengaruh hipnotis atau apa tanpa ia sadari orang itu pergi. Kini jam Rolex berwarna emas sudah ada di tangan Umar. Ia kaget mendapatinya. Bahkan yang membuat ia lebih kaget lagi adalah saat ia sadari uang untuk bayar bill hotel sejumlah Rp. 1,4 juta sudah raib! Kini sadarlah Umar bahwa ia baru saja ditipu seseorang.

“Sial..., Bagaimana aku bisa bayar hotel!!!” keluh Umar.

Dalam kekalutan itu, Umar merasa malu kepada recepsionist hotel yang menunggu bayaran darinya. Sejurus kemudian Umar datang ke desk receptionist dan mengatakan bahwa ada barang yang ingin ia beli di mall dan ia titipkan luggage-nya di recepionist. Ia berjanji dalam beberapa saat akan kembali lagi.

Umar panik, ia tidak punya uang untuk bayar hotel. Dalam kepanikan itu, ia bergumam, “Allah, tolong bantu aku!”

Itulah yang dilakukan oleh Umar. Ia berpasrah diri kepada Allah. Dia sampaikan kegalauan dan kepanikannya. Maka tawakal kepada-Nya pada waktu sulit adalah penenang jiwa ketika panik. Pelita hati dalam kegelapan hidup. Berpeganglah terus pada tali-Nya. Sungguh beruntung mereka yang bersandar hanya kepada Allah Ash-Shamad.

Dipeganginya jam Rolex itu. Umar merasa yakin bahwa jam ini adalah palsu. Namun dugaan itu ia tepis. Ia ingin mencoba peruntungan untuk menawarkan jam tersebut ke toko-toko jam mewah yang berada di daerah Senen, Jakarta. Setidaknya ini adalah sebuah usaha, ikhtiar yang bisa membuat hidup lebih mudah dan menjadi sebab atas datangnya pertolongan Allah Swt.

Namun yang terjadi adalah seperti dugaan Umar semula. Setiap toko jam mewah yang ia datangi, semuanya berujar bahwa jam yang dibawa Umar adalah palsu!

4 toko sudah ia sambangi, namun usahanya belum menuai hasil. Umar bertambah panik. Dalam kekalutan itu lagi-lagi Umar terus berdoa kepada-Nya sambil berkata, “Allah, tolong aku!”

Umar lalu masuk ke Plaza Atrium Senen. Ia bertanya kepada seorang petugas security toko jam mewah di plaza ini. Setelah ditunjukkan, Umar pun bergegas ke sana. Umar merasakan di dalam dirinya bahwa di sana ada secercah harapan.

Sesampainya di toko yang dimaksud, Umar mendorong pintu kaca dan memberanikan diri bertanya kepada petugas toko yang ada, “Pak, saya mau menawarkan jam Rolex ini, apakah toko ini tertarik untuk beli?” ujar Umar.

Seorang pelayan toko tanpa meneliti terlebih dahulu jam yang dibawa Umar langsung berkomentar, “Wah Pak, itu mah Rolex palsu! Pasti Anda tertipu ya!” Lemas Umar mendengarnya. rupanya petugas toko jam itu sudah amat berpengalaman. Tanpa meneliti terlebih dahulu ia sungguh mengerti mana jam Rolex yang palsu dan orisinal.

Namun Umar pantang menyerah, ia datangi seorang petugas toko wanita yang ada di sana. Umar dapati petugas wanita ini tengah membuat surat kwitansi untuk pembelian sebuah jam tangan dari seorang warga asing Afrika. Umar mengulangi pertanyaannya kepada petugas toko wanita itu, “Mbak, saya mau menawarkan jam Rolex ini, apakah toko ini tertarik untuk membeli?” Jelas Umar.

Wanita yang sedang serius membuat kwitansi itu berujar tanpa menoleh, “Pak, jam itu palsu, kami gak main jam-jam palsu. Di sini semuanya orisinil!”

Mendengarnya Umar sedikit kecewa. Namun tiba-tiba warga Afrika yang tengah duduk di kursi tunggu dan menunggu surat kwitansi berdiri dan menghampiri Umar. Rupanya ia memerhatikan kedatangan Umar sejak awal. Warga Afrika itu lalu berkomentar dengan bahasa Inggris sekenanya, “Do you wanna sell this watch, brother?’ Umar menjawab ya.

OrangAfrika itu bertanya lagi dalam bahasa Inggris, “Berapa harga yang kau minta?” Umar kaget mendengarnya, seolah tak percaya Umar tak mampu menjawab secara spontan.

“Saudaraku, jam ini bagus. Saya sudah lama mencari jam Rolex model dan seri seperti ini. Saya mau beli berapa harga yang kamu mau?” tanya warga Afrika tersebut. Umar semakin tak percaya apa yang didengarnya. Umar kikuk menjelaskannya, sebab ia tahu bahwa jam ini bukan asli.

Namun yang lebih mengherankan lagi, pria itu mengenakan Rolex tersebut di tangannya lalu berkata kepada Umar, “See, it very suitable for me! (tuh lihatkan..., jam ini pantes bener di tanganku)!”


Karena Umar tidak merespon, warga Afrika itu mengambil tindakan. Tiba-tiba ia berkata kepada petugas toko wanita tadi untuk membatalkan transaksi dan ia meminta uangnya dikembalikan. Awalnya petugas wanita itu mengelak sambil mengatakan bahwa ia sudah kadung buat kwitansi dan ia bakal dimarahi oleh bosnya bila ketahuan membatalkan transaksi. Namun orang Afrika itu berkata, “Cepat kembalikan uangku. toh bos kamu gak ada di toko!”

Sebab desakan orang Afrika itu, wanita penjaga toko pun mengembalikan setumpuk uang dalam pecahan 50 ribuan kepada orang Afrika itu dengan wajah bersungut.

Orang Afrika itu menerima uangnya kembali. Dua lembar uang 50 ribuan ia berikan kepada wanita penjaga toko sebagai upah. Lalu pria ini mengajak Umar meninggalkan toko.

Jam tangan Rolex itu masih melingkar di pergelangan tangan orang Afrika. Bersamanya Umar masuk ke sebuah kantin. Mereka memesan minuman di sana dan pembicaraan pun dimulai. Orang Afrika itu masih terkagum-kagum dengan jam Rolex tersebut. Sekali lagi ia menanyakan Umar berapa harga yang diinginkan. Umar sungkan menjawabnya sebab tahu bahwa jam tersebut palsu.

Tak sabar menunggu jawaban Umar, pria itu mengeluarkan setumpuk uang 50 ribuan dari sakunya sambil berkata kepada Umar, “ini uang yang aku punya, kalau kamu mau terimalah dan aku ambil jam tangan ini!” Mendengar itu Umar bersyukur kepada Allah, sebab melihat tumpukan uang itu, Umar yakin setidaknya urusan bill hotel bisa terbayar.

Umar pun mengangguk tanda setuju. Setelah Umar menerima uang yang tidak diketahui jumlahnya itu, pria Afrika pun meninggalkan tempat tersebut karena ada urusan yang ingin dikerjakannya.

Kini Umar sendiri di meja kantin. Seolah tak percaya, ia pandangi tumpukan uang 50 ribuan tadi. Kini ia beranikan diri untuk menghitungnya. Maka terperanjat dia begitu mendapati bahwa tumpukan uang itu berjumlah 28 lembar, yang berarti Rp. 1,4 juta.

Allahu Akbar...! Umar meneteskan beberapa bulir air mata. Tersadar dia bahwa sungguh Allah mendengar pengaduannya. Kini ia tidak panik lagi. Ia bergegas menuju lobby hotel. Dan di sana, di desk receptionist Umar kini telah berdiri tegak dan tersenyum sambil berkata, “Mbak, saya mau ambil luggage saya dan bayar bill hotelnya!”

Tetaplah tersenyum di kala sempit. Percayalah, Allah Swt. tidak akan pergi meninggalkan kita. Jangan pernah takut saat hati resah. Kini, sampaikanlah gundah kita hanya kepada Allah! Sungguh Dia amat Mendengar keluh seorang hamba-Nya.

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan [keperluan] nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)

“Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-A’raf : 56).

BY : MOTIVATOR IDEOLOGIS
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
------------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801 atau 087885554556

MENGHAJIKAN ORANGTUA KITA, Rumah Yatim

“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tua.” (Al-Ankabut [29]: 

Siang itu saat i’tikaf di sebuah masjid di daerah Jendral Sudirman, Jakarta, datang seorang pria bernama Mucthar (bukan nama sebenarnya). Pria ini adalah orang berada, dari paras dan pakaian yang dikenakannya saya dapat menyimpulkan itu.

Setelah shalat Zhuhur, kami berbincang-bincang. Kami mencoba merenungi karunia apa yang pernah Allah Swt. limpahkan selama hidup.

Satu per satu orang mengutarakan karunia Allah yang ia rasakan. Subhanallah, terkadang dalam duduk sesaat merenungi karunia Allah bersama kumpulan orang-orang yang shalih bisa membuat hidup lebih berarti dan sarat makna.

Satu demi satu masing-masing kami merasakan betapa Allah Swt. sangat sayang kepada setiap hamba-Nya. Namun, sedikit sekali dari manusia yang pandai bersyukur kepada Allah Swt.

Kini giliran Muchtar untuk bicara. Ia menyatakan bahwa sampai saat ini dia bekerja sebagai konsultan dalam bidang pertambangan.

“Tidak semua orang yang bekerja di bidang ini selalu berlebih harta,” menurutnya. “Namun perkara lapang atau sèmpit, sebetulnya ada dalam hati masing-masing orang,” lanjutnya. “Saya ingat tahun 90-an, saya punya uang sekitar Rp. 40 juta. Istri saya berencana menggunakan uang itu untuk membeli sebuah rumah di Serpong, dan memang saat itu kami belum memiliki rumah. Kemudian saya usul kepada istri, bahwa kedua orang tua kami belum pernah berhaji. Mumpung mereka masih ada umur dan kita ada kelapangan uang 40 juta, kiranya berkenankah dia mengikhlaskan uang ini untuk memberangkatkan mereka berempat ke tanah suci?” Muchtar menjelaskan awal masalah kepada kami semua.

Selanjutnya, Muchtar mengutarakan bahwa malam itu setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya sang istri menuruti usulnya. Proses itu tidak mudah, berkali-kali istrinya berpikiran goyah, sehingga hampir membatalkan niat untuk memberangkatkan haji kedua orang tua mereka.

“Namun saya bilang kepada istri, bahwa ini adalah bentuk bakti kita kepada orang tua. Pastilah Allah akan membayar kebaikan ini! Apalagi sesampainya di sana, orang tua kita akan mendoakan di tempat-tempat mustajab. Saya jamin, Allah pasti akan membalas kebaikan ini!” Jelas Muchtar kepada istrinya.

Ketegaran hati pun mengkristal dan niat suci itu pun terlaksanakan. Saat itu ongkos naik haji (ONH) kira-kira Rp. 7 juta. Ditambah biaya bimbingan dan biaya hidup selama di tanah suci, maka kira-kira uang Rp. 40 juta itu cukup.

Muchtar dan istrinya kemudian mendaftar dan membayar biaya haji bagi kedua orang tua mereka.

Tidak ada yang sia-sia saat kita melakukan kebaikan. Energi kebaikan itu akan kembali kepada pemiliknya. Bahkan, ia bisa kembali menjadi besar hingga menggunung dan mengejutkan pemilik kebaikan itu. Apalagi bila kebaikan itu ditunaikan kepada orang tua yang begitu berjasa atas kehidupan kita? Bukankah Allah akan ridha bila orang tua meridhai kita?

Hanya tiga bulan berselang dari pendaftaran haji dan penyerahan biaya haji itu, orang tua pun belum berangkat haji ke tanah suci, namun Muchtar sudah mendapatkan balasan dari Allah SWT.

“Saya gak sangka Pak, saat itu saya menerima bonus akhir tahun dari perusahaan senilai Rp. 360 juta! Saya kaget dan teramat bersyukur kepada Allah Swt. Yang Maha Pemurah. Sesampainya di rumah, saya ceritakan hal tersebut kepada istri, dan istri saya pun terperanjat. Akhirnya, kami merasakan betapa Allah Swt. menepati janjinya,” jelas Muchtar.

Uang itu ia belikan mobil dan sebuah rumah. Ya, sebuah rumah yang dibeli setelah ditangguhkan keinginan memilikinya demi berbakti kepada orang tua. Allah memberi rumah yang lebih besar dari keinginan semula.

Ya, saat masih ada kesempatan untuk melakukan kebajikan sekecil apapun itu, lakukanlah segera, karena Allah pasti akan membalas kadang tanpa harus kita pinta, dan balasan Allah SWT itu selalu TEPAT WAKTU yaitu ketika kita sedang SANGAT BUTUH, namun kadang balasan itu tidak selalu dalam bentuk materi tapi dalam bentuk nikmat lain yang amat kita butuhkan. Disamping balasan di Dunia, Kebajikan itu juga masih tetap UTUH sebagai INVESTASI di Akhirat kita.

Jangan pernah ragu terhadap kebaikan Allah SWT, Dia Maha Bisa segala-galanya.

Akankah kita biarkan orang tua kita menuju jalan ke neraka, sementara kita asyik menapaki Jalan Sorga sendirian ? Apa enaknya kita berada di Sorga kalau setiap kali kita nengok ke Neraka disana ada terlihat Orangtua kita menjerit tersiksa ?

BY : MOTIVATOR IDEOLOGIS
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
------------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

KEGUGURAN LAGI, Rumah Yatim

Siang itu, usai shalat Zuhur, seorang ibu berusia kira-kira hampir 40 tahun datang ke tempat saya bersama supirnya untuk menjemput. Ibu itu bernama Loli, -sebutlah demikian. Seorang ibu pebisnis, peduli masyarakat dan mencintai Allah sepenuh hati. Itu setidaknya deskripsi singkat yang saya tahu tentang beliau.

Perjalanan menuju tempat pertemuan di daerah Slipi penuh pembicaraan agama yang antusias. Saya bersyukur kepada Allah Swt. atas pertemuan yang sarat berkah ini. Hingga dalam babak-babak awal perjalanan, meluncurlah sebuah kalimat tanya dari mulut ini, “Ibu Loli sudah berapa anaknya?” Saya menganggap hal ini wajar ditanyakan sebagai pembuka bicara.

“Alhamdulillah belum punya, Pak!” jawabnya. Mendengarnya saya menyesal... tersedak...! Hampir saja saya meminta maaf atas pertanyaan tadi. Saya khawatir itu membuatnya sedih.

“Alhamdulillah, Allah belum kasih. Tapi saya senang kok! Mungkin Allah belum kasih saya anak supaya saya bisa mencintai-Nya selalu,” beliau menambahkan.

Saya mengira jawaban yang Ibu Loli lontarkan adalah jawaban orang sedih untuk membesarkan hati. Namun ternyata dugaan saya salah!

Ibu Loli bercerita kepada saya bahwa sudah 12 tahun ia menikah. Selama itu ia dan suami selalu berharap agar Allah Swt. memberi mereka anugerah keturunan. Selama itu ia selalu meminta kepada Allah apa yang ia inginkan berupa keturunan. Lama-kelamaan ia berpikir bahwa selama ini ia telah mendikte Allah Swt., seolah Allah tidak tahu kebutuhan hamba-Nya.

“Akhirnya saya jadi malu juga selalu meminta dalam berdoa kepada Allah. Sejak saat itu saya serahkan kepada-Nya apa yang terbaik untuk saya, dan saya semakin bertambah cinta kepada Allah,” jelas Ibu Loli.

Cinta kepada Allah terus tumbuh di hati Loli. Malah Allah hadirkan sebuah buku yang amat indah untuk dibaca dan buku itu berisikan tentang hubungan Allah dan hamba-Nya.

“Tiga kali saya baca buku itu, tiga kali saya hamil dan tiga kali saya keguguran...” Lolli berujar.

“Dalam buku itu saya membaca bab MENCINTAI ALLAH. Usai membaca bab itu hati saya senang dan Allah Swt. mentakdirkan saya hamil. Saya amat bergembira dan saya merawat kehamilan saya sebaik mungkin. Saya bersyukur kepada Allah Swt. atas karunia berharga ini.” “Namun begitu pindah ke bab TAWAKAL, saya merasa bahwa semua urusan hidup sudah Allah atur. Saya berpasrah kepada-Nya, dan setelah itu saya keguguran. Tetapi, saya dapati hati saya tidak sedih karenanya. Saya mencoba bersabar dan pasrah dengan ketentuan Allah Swt. Saya merasakan semuanya menjadi indah lho pak kalau kita pasrahkan pada ketentuanNya!” Tegas Ibu Loli.

Saya terdiam, menyimak dengan dalam setiap kalimatnya. Saya berharap Ibu Loli menjelaskan lagi lebih jauh bagaimana dia bisa melewati hal-hal getir dengan senyum dan sabar.

Ruangan RS bersalin itu dipenuhi 4 orang. Warna putih mendominasi di setiap sudut. Pucat setiap warna yang hadir dalam ruangan yang merebak aroma obat-obatan. Sepucat wajah keempat orang yang menemani Loli di dalamnya.

“Itu kali ketiga saya mengalami pendarahan dari rahim,” Bu Loli mencoba menjelaskan. Ia mengalami pendarahan cukup serius dari kehamilannya hingga ia jatuh pingsan. Suaminya segera membawa mobil dengan kencang ke RS bersalin tempat Loli selalu memeriksa kandungan. Kebetulan mama Loli yang berdomisili di Belanda beberapa hari itu ada di Jakarta dan mendampingi buah hatinya untuk menghadapi kejadian yang tidak mengenakan ini.

Mobil diparkir dan Loli pun dibawa segera ke ruang tindakan. Hanya dalam beberapa puluh menit dokter dan perawat yang menangani telah tahu hasil dari pendarahan yang terjadi. KEGUGURAN, itulah berita pahit yang akan mereka sampaikan.

Menetes air mata saat suami dan mama Loli mendengar berita dokter. Tubuh mereka berguncang dan bibir pun digigit untuk meredam duka. Tak terbayang betapa ujian ini terjadi berulang-ulang. Tiga kali sudah berarti Loli dan suaminya mengalami hal serupa setelah 12 tahun menikah.

Selang beberapa lama Loli siuman. Ia membuka mata dan ia dapati ada 4 orang yang ia kenal di sana. Mama, suami, dokter dan seorang perawat.

Loli menatapi satu per satu wajah mereka dengan seksama. Semuanya tersenyum, namun senyum tersebut tidak menyibak ketulusan. Loli menduga bahwa ada hal yang mereka sembunyikan dari dirinya. Pandangan pun ia lemparkan ke arah dokter. Loli pun bertanya, “Dokter, saya keguguran ya?!”

Sang dokter tak sanggup berkata apa-apa. “Dokter, saya keguguran ya?! Dokter, saya keguguran ya?!” Berkali-kali Loli bertanya kepada dokter, namun dokter tak mau bicara. “Dokter, saya keguguran ya?! Ah pak dokter, bilang aja kalau saya keguguran! Saya ikhlas kok kalau memang benar begitu,” ujar Loli.

Karena didesak berkali-kali, dokter pun menyampaikan seadanya. Suami dan Mama Ibu Loli kembali meneteskan air mata, tak sanggup mereka bayangkan betapa hati Loli akan menderita. Namun aneh, Loli tak sedikit pun menunjukkan gurat kesedihan, hingga akhirnya ia pun dibawa pulang ke rumah.

“Betul lho Pak, saya gak sedih saat itu. Saya pasrah banget sama Allah! Saya sendiri bingung, kok punya perasaan yang amat beda dengan kebanyakan orang. Hingga dalam perjalanan pulang malam itu, ibu saya bilang, “Loli, Mama bingung sama kamu, kok kamu gak ada sedih-sedihnya sedikitpun. Mama aja sampai nangis berkali-kali mikirin nasibmu. Eh, orang yang ditangisin cuma bisa cengengesan doang!” jelas Bu Loli bersemangat.

Saya kagum sekali menyimak cerita ini. Betapa indah buah keimanan yang Allah berikan kepada Ibu Loli. Hingga manisnya nikmat dan getirnya musibah dapat dirasakan dengan kesyukuran dan kesabaran.

Saya kagum dan salut, dalam hati saya bergumam, “Hebat... hebat... hebat... dan mengagumkan sosok ibu yang satu ini!” Sebagaimana Rasulullah Saw. mengatakan hal serupa kepada setiap mukmin yang bersyukur dan bersabar bahwa mereka teramat mengagumkan.


“Sungguh mengagumkan keadaan orang mukmin. Keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan. Hal demikian itu tidak akan terjadi, kecuali bagi orang mukmin. Jika ía mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar. Itupun, juga merupakan kebaikan untuknya.” (HR. Muslim)

BY : MOTIVATOR IDEOLOGIS
-----------------------------------
MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama http://www.rumah-yatim-indonesia.org/
------------------------------------
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :

13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:

0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)

305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :

0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :

65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :

01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :

001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801 atau 087885554556

Senin, 06 Mei 2013

DOA ORANG YANG TERHINA, Rumah Yatim

Sore itu Bambang dan istrinya menumpang mobil Suzuki Carry milik adik ipar. Kebetulan sang adik datang ke Jakarta guna memenuhi undangan perkawinan seorang saudara yang ‘ngunduh mantu’.

Suzuki Carry itu sudah rusak AC-nya, jendela kaca pun diturunkan agar angin berseliweran. Saat itu mereka sedang berada di tol Grogol arah Cawang. Kaca jendela terbuka, suara mobil-mobil di luar begitu kencang terdengar, maka pembicaraan antara Bambang, istri dan adiknya haruslah dengan suara keras dan menarik urat tenggorokan.

Bambang duduk di sebelah kiri depan. Sang adik ipar memegang kemudi dan istri Bambang duduk di bangku belakang. Mobil berjalan di jalur paling kiri karena kecepatan laju yang terbatas.

Saat asyik berbicara ke sana kemari, tiba-tiba mobil Suzuki Carry buatan Jepang itu limbung tertiup angin sebab ada sebuah sedan Eropa yang menyalip dengan kecepatan kencang. Bagi si pemilik Suzuki Carry, mobil limbung di jalan adalah hal biasa. Bambang pun tidak ambil pusing dengan duduk yang terombang-ambing.

Namun secepat kilat istri Bambang berseru, “Wuihhh, hebat sekali mobil BMW seri 5 itu ya Pak, coba kita punya mobil kayak begitu!!!”

Dengan enteng Bambang menimpali, “Doakan saja Bu, insya Allah bila Dia berkenan boleh jadi suatu saat kita bisa punya mobil kayak begitu!”

Inilah keinginan seorang istri yang diamini oleh sang suami. Keinginan sepasang suami-istri ini terangkai begitu indah menjadi baluran doa yang terangkat ke langit dan menghadap Sang Pencipta.

“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (Fâthir [35] :10)

Namun, rangkaian doa yang naik itu tidak begitu saja disukai oleh Iblis laknatullah. Iblis pun turun ke telinga adik ipar Bambang yang sedang menyetir.

Begitu sang adik Ipar mendengar tutur Bambang lalu ia pun berkomentar, Hah, mau beli mobil mewah kayak begitu?! Jangan mimpi Mas, gaji sampeyan sebulan saja gak sampai Rp. 1 juta, gimana bisa beli mobil seperti itu?!!!”

Bambang menukas dengan enteng, “Kan gak ada yang gak mungkin kalau Allah sudah berkehendak”

“Tapi kan sampeyan harus ukur kemampuan diri. Kalau mimpi mbok ya jangan tinggi-tinggi, nanti kalau tak tercapai jatuhnya sakit!!!” Ejek sang adik ipar.

Kalimat yang terakhir itu begitu terngiang di telinga Bambang. Hatinya terluka oleh ucapan adik iparnya. “Boleh dia menghinaku tidak mampu karena profesiku sebagai dosen... tapi urusan rezeki, Allah Maha Kaya!” Gumamnya. “Ya Allah, hamba merasa terhina, tunjukkanlah kekuasaan-Mu bahwa Engkau amat mampu menghadirkan mobil seperti itu untukku!” Doa Bambang membatin.

Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga macam doa yang tidak akan tertolak; doanya orang yang berpuasa hingga Ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang teraniaya. Allah akan angkat doanya dan Allah berfirman, Aku akan memberi pertolongan kepadamu. (HR. At-Tirmidzi)

Peristiwa itu sudah berlangsung kira-kira dua minggu, bahkan Bambang sendiri sudah melupakannya. Usai memberi kuliah di sebuah kelas, tiba-tiba HP Bambang berdering. Ada sebuah nomor yang tidak ia kenal di sana.

“Bang, ini aku Syahrial teman kuliahmu dulu, masih ingat kan?!” Suara orang di seberang sana.

“Ya..., masih,” jawab Bambang dengan nada malas.

Bambang sungguh kenal begitu akrab dulunya dengan Syahrial. Bahkan ketika kuliah dulu, mereka begitu akrab sehingga di mana ada Bambang, pasti di situ ada Syahrial. Namun sayang, takdir Allah membuat Syahrial terpisah persahabatan dari Bambang sebab Syahrial menjadi anak pejabat sukses. Sejak prestasi kerja ayahnya meroket bahkan menjadi salah satu menteri di era Soeharto, maka Syahrial pun sejak saat itu mulai bergaul dengan gaya hidup anak-anak pejabat zaman itu. Rumah mewah yang banyak, kendaraan tak terhitung, asset berupa tanah, kebun, bangunan dan lain-lain adalah pemandangan tak aneh yang dimiliki para pejabat di waktu itu. Namun itu dulu! Sejak ayahnya tidak lagi menjabat, satu per satu harta benda keluarga itu dijual. Untuk mempertahankan gengsi dan gaya hidup, mereka hutang sana-sini kepada siapa saja. Hingga sudah tidak ada lagi orang yang bisa memberi hutang, maka siang itu terbersitlah teman lama bernama Bambang di benak Syahrial.

“Ada apa? tumben kamu mau telepon aku!” Tanya Bambang ketus.

“Bang, tolong aku. Aku perlu uang Rp. 30 juta, boleh aku pinjam uangmu?!” Tanya Syahrial.

Bambang tahu bahwa temannya yang anak mantan pejahat ini sudah terkenal tukang hutang di mana-mana, Bambang malas meladeni orang stress macam begini. Singkat Bambang membalas, “Aku orang susah, gak punya banyak uang Rp. 30 juta, aku gak punya. Tapi, mungkin kalau Rp. 27 juta sih ada!”

Mendengar angka 27 juta, maka terbitlah harapan di benak Syahrial. Ia pun berseru, “Ya sudah, bagaimana aku bisa dapatkan itu?”

Bambang menukas, “Kamu mau bayar pakai apa?!”

Mendapati komentar Bambang, Syahrial pun tersinggung dan ia berkata, “Jangan menghina kamu, Bang! Meski sudah bangkrut seperti ini aku masih punya beberapa mobil yang bisa aku gadaikan untuk menjamin pinjaman darimu!!!

Dari seberang pembicaraan Bambang berucap, “Gak usah digadai, kalau kamu mau lepas aja sekalian salah satu mobil itu!”

Dasar orang lagi gelap mata, Syahrial pun berkomentar, “Ya sudah, di mana kamu sekarang dan kemana bisa aku ambil uang 27 juta itu? Kamu akan aku jemput dan kamu boleh datang ke rumah untuk pilih salah satu mobilku!!!”


.......Syahrial pun kini sudah bersama Bambang dalam satu mobil. Mereka berdua menuju rumah Syahrial. Rumah itu adalah sebuah rumah yang amat mewah yang terletak di kawasan selatan Jakarta, begitu garasi mobil terbuka, di dalamnya ia melihat belasan mobil CBU (completely Built Up/mobil asli buatan pabrik) dengan warna-warna kinclong mengkilap. Nanar bola mata Bambang menatapi cat mobil-mobil bagus itu tertimpa sinar lampu. Berbagai macam mobil yang ada ia sambangi dan naiki. Hingga saatnya ada sebuah mobil sedan Eropa berwarna biru tua bermerk BMW terlihat oleh Bambang. Kedua lampu depannya begitu elegan. Bambang amat tertarik dengan mobil ini. Seketika itu juga, terlintas di benaknya akan kejadian 2 minggu lampau saat istrinya berkata, “Wuihhh, hebat sekali mobil BMW seri 5 itu ya Pak, coba kita punya mobil kayak begitu!!!”

Tapi kan sore itu Bambang dan istrinya melihat dari tampak belakang, sedangkan kini Bambang melihatnya dari sisi depan. “Apakah mobil ini mirip dengan yang pernah kami lihat dulu, ya Allah?” Batin Bambang. Maka ia pun bergegas lari ke arah belakang. Dan Subhanallah, lampu belakang dan bagian belakang mobil tersebut persis mirip dengan yang pernah dilihat olehnya dan istri. Bambang pun langsung berkata kepada Syahrial, “Yang ini boleh gak?!”

“Silakan saja kalau kamu mau coba!” Jawabnya.

Bambang pun melakukan test-drive. Mobil itu luar biasa nikmat menurut Bambang. Meski seken, namun seperti benar-benar baru sebab jarang dipakai. Akhirnya Bambang pun berkata, “Baiklah aku ambil mobil ini!!!”

Setelah cocok dengan pilihannya, maka Syahrial menyiapkan seluruh surat-surat mobil BMW itu dan mereka berdua kini menuju sebuah bank untuk mentransfer dana penjualan mobil itu. Hingga akhirnya, kini Bambang benar-benar memiliki BMW seri 5 itu setelah ia membayarnya seharga Rp. 27 juta.

Sore itu, Bambang pulang ke rumah dengan mobil barunya. Hatinya amat girang dan penuh syukur kepada Allah Swt. Mobil itu ia parkir di depan mulut gang rumahnya. Ia pun bergegas masuk dan memberitahukan kepada istrinya bahwa Ia sudah membeli mobil idaman. Lalu sang istri pun bersyukur kegirangan....!!!

Selang dua hari kemudian Bambang dan istrinya pulang kampung demi berbagi kebahagiaan ini. Orang tua, mertua dan saudara-saudara amat senang dengan karunia indah ini. Hingga akhirnya Bambang berjumpa dengan adik iparnya, sang pemilik mobil Suzuki Carry yang pernah berkata kepadanya beberapa minggu lalu, “Hah, mau beli mobil mewah kayak begitu?! Jangan mimpi Mas, gaji sampeyan sebulan saja gak sampai Rp. 1 juta gimana bisa beli mobil seperti itu?!!.”

Kini, kepadanya Bambang bisa berkata, “Dik, lihat nih seorang dosen yang gajinya tidak sampai Rp. 1 juta sebulan, akhirnya dengan pertolongan Allah Swt. bisa juga membeli mobil mewah seperti ini!”

Dunia bergulir cepat. Kadang di atas, bisa juga kita di bawah. Saat di atas perbanyaklah syukur. Ketika di bawah janganlah larut dalam kesedihan. Yakinlah suatu saat, kita mendapat giliran!




MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama RUMAH YATIM INDONESIA
By : Motivator ,
BBM 28582FD7
-----------------------------------
www.rumahyatim.net
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:
0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :
0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :
65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :
01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :
001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801atau 087885554556


AMAL KITA, Rumah Yatim

Dulu waktu kita kecil, guru ngaji kita menceritakan tentang Catatan Amal kita yang akan ditibang di hari Kiamat, kita ngebayangin besarnya tumpukan kertas yang menggunung dan timbangan raksasa.

Tapi saat ini bayangan itu telah sirna karena ternyata sebesar apapun data yang kita miliki mampu kita simpan dalam sebuah micro chip memori yang sangat mini ukurannya.

Itu baru teknologi kita, apalagi teknologi Allah sang Pencipta kita, dan ternyata benar tubuh kita itu terdiri dari pilinan pita energi yang super halus yang mampu merekam semua peristiwa yang pernah kita alami dan kita lakukan.

Jadi ternyata, dimanapun dan kapanpun serta apapun yang kita lakukan, disamping Allah melihat, Malaikat mencatat dan kita sendiripun MEREKAM.(Al-Isro :13-14)

Rupanya 'pita energi' yang super halus itulah yang akan diambil oleh Allah lalu akan rekonsil dengan catatan chip para Malaikat lalu dihubungkan ke Pusat Sistem Database Servernya Allah.

Maka kita akan melihat ke layar Monitor Raksasa, seluruh file amal kita, lalu akan tampil dua tab amal baik dan amal buruk kita dengan jelas dan akurat, tak ada manipulasi sedikitpun dan pada saat itu kita betul-betul MEMBENARKAN semua yang kita saksikan.

Maka siapapun kita yang tab amal baiknya lebih besar dari amal buruknya, dialah yang telah meraih SUKSES TANPA BATAS itu untuk menikmatinya dalam sebuah Istana Sorga yang telah dijanjikan.

Namun siapapun kita yang tab amal buruknya lebih besar dari amal baiknya, dialah orang selalu membuat kerusakan atas amal baik yang telah dilakukannya karena selalu ingkar terhadap Ayat-Ayat Allah SWT, nasibnya menunggu kebijakan Allah SWT (rahmat dan karuniaNya).

Adakah kita bisa lari dari apa yang telah kita perbuat ?




MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama RUMAH YATIM INDONESIA
By : Motivator ,
BBM 28582FD7
-----------------------------------
www.rumahyatim.net
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:
0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :
0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :
65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :
01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :
001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801atau 087885554556


MEMPERBAIKI DIRI, Rumah Yatim

Mengabaikan perbaikan diri sesegera mungkin setelah melakukan kesalahan hanya akan membuat kesalahan kita makin menggunung, ibarat bibit penyakit yang telah bersarang dalam tubuh kita yang kita biarkan hingga menjadi KANKER dalam tubuh.

kita mungkin telah sadar bahwa membiarkan kesalahan tanpa memperbaikinya akan merusak diri kita sendiri, karena kurangnya komitmen hal itu terus berulang, baru kita sadari lagi ketika kesalahan itu telah menggunung, sehingga menghambat perjalanan sukses hidup kita, menguras energi kita, lalu mempersempit langkah hingga kita tak mampu lagi memperbaikinya.

atau bisa jadi, karena seringnya kita melakukan kesalahan itu hingga menjadi sebuah kebiasaan dan kita sudah tak mengenalinya lagi sebagai sebuah kesalahan.

Sebelum semuanya menjadi beban, mari kita perbaiki kesalahan dengan segera.

Jangan biarkan HARI BARU kita terbebani oleh kesalahan terdahulu yang sebenarnya bisa kita selesaikan kemarin, yang seharusnya hari baru itu untuk MENINGKATKAN PRESTASI. 




MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama RUMAH YATIM INDONESIA
By : Motivator ,
BBM 28582FD7
-----------------------------------
www.rumahyatim.net
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:
0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :
0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :
65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :
01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :
001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801atau 087885554556


NIKMAT YANG MELIMPAH RUAH, Rumah Yatim

Sipa sih yang gak ingin hidup berkecukupan, dapat rezeki terus terusan, dapat nikmat yang gak berhingga ? Mau ? Ada RUMUS nya lho !

apa ?

Pertama : SHOLAT HANYA UNTUK ALLAH,

Wah, berarti memang ada Sholat yang bukan untuk Allah alias TENDENSIUS, kita Sholat karena ingin mendapatkan sesuatu yang sangat Duniawi, ada proposal Proyek duniawi yang mau kita ajukan kepada Allah SWT, gak boleh ? ya boleh-boleh saja, tapi aneh saja gitu lho, lha wong kita tanpa bawa proposal itu dalam sholat kita, Allah itu sudah lebih tau apa yang kita pinta dan yang terbaik buat kita. Sholat seperti ini adalah Sholat Tendensius, tidak masuk dalam rumus untuk bisa mendapatkan Nikmat yang Melimpah Ruah.

Sholat kita sebenarnya adalah bukti TOTALITAS KEHAMBAAN kita kepada Allah, bukan untuk MENYURUH ALLAH mengabulkan doa kita. Maka jangan kita menyelipkan doa dengan membawa proposal duniawi didalam sholat kita, fokuskan sholat kita hanya untuk memuji, mensucikan, membesarkan dan mengesakan Allah, lalu kita merendahkan diri, mengakui segala kesalahan, dosa dan maksiat kita untuk mendapatkan ampunaNya dan bertaubat untuk tidak mengulanginya, inilah sholat yang TOTALITAS hanya untuk Allah SWT.

Kedua : SIAP BERKORBAN

Setiap kita dianugerahi oleh Allah potensi dan kelebihan yang BERBEDA, dengan adanya perbedaan inilah mengharuskan kita untuk saling berkorban menyempurnakan keridaksempurnaan kita.

Bayangkan kalau dalam sebuah perusahaan, orang yang kerja potensinya sama semua, jago duduk didepan komputer semua, atau jago ngomong semua, atau jago ngluyur di lapangan semua, atau jago ngatur orang semua, wah runyam !

atau bayangkan kalau kita mau bangun Gedung yang kerja adalah Tukang batu semua, atau Tukang kayu semua, atau Arsitek semua, sampai Kiamat itu gedung gak bakalan pernah berdiri.

itulah mengapa Allah menciptakan kita berbeda, ya ternyata perbedaan itu rahmat !

Ada kita yang kaya, namun ada juga kita yang miskin, yang kaya berkorban dengan harta dan kekayaannya, yang miskin berkorban dengan tenaganya, yang cerdas berkorban dengan ilmunya, yang kurang akal berkorban dengan keluguannya, yang cantik dan sexy berkorban dengan bersabar untuk selalu tinggal di rumah saja, yang kurang cantik berkorban untuk selalu siap tampil di depan publik, jangan kebalik yang cantik sexy dipajang dimana-mana selalu di depan lagi, yang kurang cantik gak dikasih kesempatan, inilah yang membuat Iblis menari-nari kegirangan dan melancarkan panah-panah nafsunya ke segala penjuru yang mampu menembus ruang dan waktu.

ketika dua hal itu kita lakukan, mendirikan Sholat sebagai Totalitas Kehambaan dan Siap Berkorban membantu sesama, maka Nikmat yang melimpah ruah dalam berbagai bentuk pasti akan diberikan Allah kepada kita, dan semua orang yang membenci dan memusuhi kita, dialah justru yang akan terjungkal.


 MULIA KITA DENGAN MEMBERI, ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH bersama RUMAH YATIM INDONESIA
By : Motivator ,
BBM 28582FD7
-----------------------------------
www.rumahyatim.net
Rekening Rumah Yatim Indonesia

Bank BCA :
Cabang Tasikmalaya
054 0766 100 atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
KCU. Kalimalang :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
13 10010 47 1011 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
156.0003 296 409 Cab.Jatibening, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT:
0001.358.656 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia (Recomended)
305.00116.15 Cab.Kalimalang, atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank SYARIAH MANDIRI :
70 323 619 48 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank BNI :
0244 928 496 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

BNI Syari'ah :
65 235 181 41 Cab.Tasikmalaya, atas nama Rumah Yatim Indonesia

Bank BRI :
01000 1055 2255 02 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bank bjb :
001 777 8552 100 Cab.Tasikmalaya, atas nama Yayasan Rumah Yatim Indonesia

Bagi Anda YANG INGIN konfirmasi silahkan SMS atau Hubungi ke 081313999801atau 087885554556